Qarun: si Kaya yang Celaka

Oleh: H. Hariyono Sumantri
Qarun adalah seorang yang berilmu dan mempunyai harta benda yang tak terhingga banyaknya. Namun dia hancur lebur beserta apa yang dimilikinya, karena mengingkari agama Allah. Karena itu tetaplah menyembah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia. Dialah Yang Maha Kuasa dan menentukan segala sesuatu.

Qarun adalah kaum Nabi Musa as, berkebangsaan Israel, bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy, bangsa Mesir). Allah mengutus Musa kepadanya seperti diutusnya Musa kepada Fir'aun dan Haman. Qarun adalah salah seorang anak paman Nabi Musa.

Allah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan perbendaharaan yang melimpah ruah, yang banyak memenuhi lemari simpanan. Harta kekayaan dan lemari-lemarinya sangat berat untuk diangkat, karena banyaknya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat beberapa orang lelaki kuat dan kekar pun, mereka masih kewalahan.
Kekayaan itu bukannya disyukuri, tapi malah membuatnya sombong. Qarun mempergunakan harta ini dalam kesesatan, kezaliman dan permusuhan. Qarun suka ke luar dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya dan inang pengasuh untuk memperlihatkan kemegahannya.

Hal itu merupakan musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah di kalangan Bani Israil. Dalam memandang Qarun dengan harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, dan lebih mengutamakan apa yang ada di sisi-Nya.

Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan, kesesatan dan kerusakannya, serta berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan Allah, dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang lain.

Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun. Mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu.

Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya harta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran, dan tuli dari nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat harta kekayaan, dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat, kebaikan dan hal yang halal karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak.

"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku," kilahnya.

Pada suatu hari, keluarlah ia kepada kaumnya dengan kemegahan dan rasa bangga, sombong dan congkaknya. Maka hancurlah hati orang fakir, dan silaulah penglihatan mereka.

"Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa diberikan kepada Qarun, sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar," harap mereka yang lemah imannya.

Akan tetapi orang-orang mukmin yang dianugerahi ilmu, menasihati orang-orang yang tertipu seraya berkata, "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah ada lah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh."

Berlakulah sunnatullah atasnya, dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya ke dalam bumi. Kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorang pun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu. Tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya.

Tatkala Bani Israil melihat bencana yang menimpa Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan sabar. Adapun mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan seperti Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang sebenarnya. Dan terbukalah tabir, lalu mereka memuji Allah karena tidak mengalami nasib seperti Qarun.

Mereka berkata, "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya. Kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Allah."

Qarun dalam Al-Qur'an

Nama Qarun diulang sebanyak 3 kali dalam Al-Qur'an, yakni dalam surat Al-'Ankabut, Al-Mu'min, dan Al-Qashash. Penyebutan dalam surat Al-'Ankabut, pada pembahasan singkat tentang pendustaan oleh 3 orang thagut, yakni Qarun, Fir'aun dan Haman, lalu Allah menghancurkan mereka.

"Dan (juga) Qarun, Fir'aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) dan keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu)." (QS Al-'Ankabut, 29:39)

"Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu, kerikil, dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (QS 29:40)

Penyebutan dalam surah Al-Mu'min (QS 40) pada kisah pengutusan Musa as kepada 3 orang thagut yang mendustakannya.

"Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir'aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata,: "(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta." (QS Al-Mu'min, 40:23-24)

Dalam Surat Al-Qashash (QS 28) dikisahkan Qarun yang kaya raya itu bersifat sombong dan mengingkari nikmat Allah, akhirnya dia dibenamkan ke dalam bumi.

"Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bang ga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri." (QS Al-Qashash, 28:76)

"Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar." (QS 28:79)

"Karun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta ? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka." (QS 28:78)

"Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya dari azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)." (QS 28:81)

"Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah,  tidak beruntung  orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)." (QS 28:82).

0 komentar: