Proses Keimanan Menurut Al-Qur'an (3)

Oleh: Abi Mursalat

Contoh Pengakuan dan Persaksian

Para shiddiqien adalah orang-orang yang membenarkan ajaran Al-Qur'an, dan menjadi saksi atas kebenaran ayat-ayat Al-Qur'an.

"Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang Shiddiqien dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka." (QS Al-Hadiid, 57:19)

Para nabi pun bersaksi dan mengakui ketetapan Allah Swt tentang kenabian Muhammad Saw. Dan bukan hanya itu, Allah pun ikut bersaksi bersama mereka. Hal itu menunjukkan betapa agungnya kedudukan nabi Muhammad Saw, dan kebenaran risalah yang diamanatkan kepadanya.



"Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjianKu terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui." Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu." (QS Ali 'Imran, 3:81)

Para sahabat juga mengadakan janji setia kepada Rosul. Dan perjanjian (misaq) itu pun disaksikan oleh Allah Swt. Maka sanksinya amat besar bila ada yang ingkar. Namun sebaliknya, orang-orang yang taat akan mendapatkan kemenangan besar.

"Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri, dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar." (QS Al-Fath, 48:10)

Allah meridlai orang-orang yang mangadakan Bai'atur Ridhwan dan menjanjikan kemenangan bagi kaum muslimin.Hal itulah yang membuat hati menjadi tenang, karena yakin akan menang dengan pertolongan Allah Swt.

"Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)." (QS Al-Fath, 48:18)

Orang yang berhak menerima pertolongan (syafa'at) adalah yang telah mengadakan perjanjian (misaq). Yakni orang yang beriman dan beramal shaleh, membenarkan apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw, berupa Al-Qur'anul Karim.

"Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah." (QS Maryam, 19:87)

"Dan orang-orang mukmin dan beramal soleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka." (QS Muhammad, 47:2)


Mereka diberi petujuk ke jalan yang lurus, dan diampuni dosa-dosanya. Serta mendapatkan balasan yang lebih baik dari amalnya.

"Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." (QS Al-'Ankabuut, 29:7)

"supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmatNya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak)." (QS Al-Fath, 48:2-3)


Begitulah orang-orang mukmin yang berjanji dan bersaksi atas kebenaran Al-Qur'an dan mengamalkannya. Mereka itu akan mendapat pertolongan dari Allah Swt. Dan dipimpin ke jalan yang lurus.

(bersambung)

0 komentar: