Proses Keimanan Menurut Al-Qur'an (2)

Oleh : Abi Mursalat

Syarat untuk menjadi orang yang beriman adalah harus mendapat izin dari Allah Swt dan mau menggunakan akalnya untuk mendekatkan diri kepadaNya. Itulah syarat utama yang dinyatakan Allah Swt dalam Surat Yunus.

"Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya." (QS Yunus, 10:100)

Adapun cara atau methode yang dipakai sudah dicontohkan dalam Al-Qur'an. Sebagaimana yang telah dialami para nabi yang mengadakan perjanjian (Misaq) di hadapan Allah Swt. Mereka itu mengadakan perjanjian yang teguh (Misaq) untuk menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan laranganNya.

"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh." (QS Al-Ahzab, 33:7)

Proses Keimanan Menurut Al-Qur'an (1)

Oleh : Abi Mursalat
Mukadimah
"Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)." (QS Al An'aam, 6:158)

Dasar
"Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman." (QS Al-Hadiid, 57:8)

"Dialah yang menurunkan kepada hambaNya ayat-ayat yang terang (Al-Qur'an), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu." (QS Al-Hadiid, 57:9)

"(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS Ali 'Imran, 3:138)

Apakah Sebenarnya Jin itu ? (4)

Oleh : Abi Mursalat
"Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya. Katakanlah: "Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Tuhanku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu masa yang panjang?" (QS 72:24-25)

Bentuk kehidupan jahanam itu adalah rusaknya moral manusia secara merata. Dari sinilah kesengsaraan itu dimulai. Perang antar suku, antar bangsa, terjadi pembunuhan merajalela. Membunuh sudah tidak lagi dianggap sebagai tindak kejahatan besar, tapi sudah berubah menjadi suatu keharusan yang akan mendapat bintang bagi pelakunya.

Kehancuran di bidang ekonomi  yang menyengsarakan orang banyak sudah merupakan ilmu dalam bisnis. Pelacuran dengan menjual kehormatan sudah dianggap sebagai profesi dan lambang selebriti. Orang yang bersorban menjadikan ayat-ayat Allah sebagai modal dagangan untuk mendapatkan materi. Penguasa yang seharusnya menjadi penggembala, berubah menjadi pemburu yang sadis, dan lain sebagainya. Itulah bentuk adzab yang lebih menyengsarakan kehidupan dalam jangka panjang, sampai berabad-abad lamanya.

Kajian Surat Al-Jin (3)

Apakah Sebernarnya Jin Itu ?
Oleh : Abi Mursalat

"Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka." (QS 15:39-40)

Syahdan sekumpulan kelompok yang konsis terhadap ajaran Isa Almasih, tatkala mereka bertemu dengan Muhammad Rasulullah di Mekkah, mereka mendengarkan dakwah beliau. Apa yang mereka dengar dari Nabi baru itu sungguh sesuatu yang ajaib. Bisa dibilang ajaib, karena apa yang dibacakan oleh Muhammad Rasulullah seakan-akan ada di qolbu mereka. Raja Habsyi yang bernama Negus termasuk golongan jin yang dimaksud oleh Al-Qur’an dalam surat Al-Jin ini.

Dengan demikian, mengertilah kita maksud dari pada ayat 14. Bahwa golongan manusia jin itu ada yang beriman dengan dakwah Rasul, dan ada yang menolak (kafir). Pemahaman hakekat jin yang seperti ini sejalan dengan kedudukan Al-Qur’an sebagai Huda Linnas (petunjuk) untuk kehidupan manusia di dunia ini. Tentu saja yang dimaksud dengan iman, adalah iman kepada Dien Al Islam yang penuh dengan tata cara hidup, hukum, moral, ekonomi, politik, perang dan sebagainya.

Madu Untuk Kesehatan

Oleh: Abi Mursalat

Harta nomor satu di dunia ini ternyata adalah kesehatan. Karena dengan tubuh yang sehat, orang akan dapat beribadah dengan baik, bekerja dengan giat dan berprestasi lebih tinggi.

Mari kita simak firman Allah dalam surat Asy-Syuaraa (QS 26:80): "Dan apa bila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku."

Jelas sekali, bahwa manusia diciptakan oleh Allah dengan sifat yang lemah. Ini merupakan hukum Allah yang tidak bisa ditawar-tawar oleh manusia. Maka ada sehat pasti ada sakit, ada hidup pasti ada mati, ada siang pasti ada malam, ada kaya pasti ada miskin, ada kuat pasti ada lemah, dan seterusnya. Sesuai firman Allah dalam surat An-Nisa' "Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah" (QS 4:28).

Namun demikian, manusia juga diciptakan sebagai makhluk yang mulia dan lebih sempurna dari makhluk yang lain. Dijelaskan dalam surat Al Israa' :"Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkat mereka di daratan dan di lautan, maka kami beri mereka rejeki dari yang baik-baik, dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan." (QS 17:70)