Pages

About Me

Foto Saya
Ahmad Fauzi
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Bisa dilihat di http://muso9.com/akudw
Lihat profil lengkapku

Kajian Al-Qur’an

Nama-namanya Sesuai Sifat dan Fungsinya
  
Oleh : Hariyono Sumantri

Al-Qur’an maknanya adalah Al-Kitab, yaitu suatu kumpulan Firman Allah yang dikodifikasikan menjadi mushaf atau buku. Sebagai suatu bacaan, maka di dalamnya mengandung ilmu, yang menjadi ruhnya peradaban Islam.

Ilmu itu adalah Ilmu Allah atau Ruh Allah. Jika ilmu yang merupakan Ruh peradaban suatu ummat dicabut oleh pemilik-Nya disebabkan sifat kemusyrikan dari ummat tersebut, maka ummat tersebut akan runtuh dan hilang dari muka bumi. Al-Qur’an boleh tetap ada, tetapi nilainya hanya sebuah tulisan dan bacaan, yang maknanya tidak dapat dimengerti orang. (QS 17:86-87).

Jadi nilai Al-Qur’an itu bagi manusia adalah pemahaman ilmu yang ada di dalamnya, dan yang diberi kesempatan untuk menikmatinya hanyalah orang yang dikasihiNya.
Masalahnya adalah, apa persyaratan untuk mendapat Rahmat Allah itu ? Jawabannya,
"Janganlah mensyarikati (menduakan) Allah, sesungguhnya syirik itu adalah kebodohan yang sangat besar." (QS 31:13).

Jika manusia sedang menyakini ada Rob lain selain Allah, ada Malik lain selain Allah, ada Allah lain selain Allah, ada tujuan hidup lain di luar tujuan hidup yang dibenci Allah, maka manusia telah menjadi makhluk yang dibenci Allah, seperti Allah membenci iblis/syaitan. Jika sudah demikian, orang itu diharamkan Allah untuk memahami atau menyentuh isi Al-Qur’an (QS 56:79).


Kegagalan orang-orang memahami Al-Qur’an adalah mengabaikan gaya bahasa Al-Qur’an, yang menggunakan bahasa alegoris, amsal, mutasyabihat, bahasa simbol, untuk menjelaskan suatu fenomena yang abstrak. Karena yang ditangkap adalah sebatas simbolik, maka nilai ilmu yang ada di balik simbol itu tidak kelihatan. Tatkala Al-Qur’an kehilangan makna simboliknya, maka ia menjadi kering dan tidak memancarkan sinar atau Ruh yang dapat menghidupkan kesadaran (qolbu) manusia. (QS 3:7)

Allah dengan tegas menyatakan bahwa Al-Qur’an itu baru akan menjadi petunjuk, jika seseorang sudah meninggalkan keyakinannya terhadap komunitas musyrik, dan masuk dalam komunitas mu’min. Yaitu komunitas mu’min yang menegakkan aktivitas pengabdian kepada Allah, serta menjaga dirinya dari hal-hal yang najis, jauh dari pengaruh budaya musyrik, serta yakin akan akibat akhir dari setiap amal perbuatan. (QS 27:1-5).

Jika orang tidak mau mengabdikan kepada Allah dalam bentuk berjuang menegakkan hukum-Nya, Al-Qur’an justru akan menyesatkannya. (QS 2:26)

Akal adalah sarana vital ciptaan Allah yang harus diasah, dan difungsikan untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Akal dengan Al-Qur’an, sesungguhnya memiliki hubungan yang fitrah, hubungan naluri yang murni. Dengan kata lain, Al-Qur’an tanpa akal adalah kesia-siaan, dan akal tanpa Al-Qur’an juga tanpa makna. Seandainya manusia tidak memiliki kemampuan berfikir atau tidak berakal, mustahil Allah mengajarkan Al-Qur’an. Semua ayat-ayat Al-Qur’an adalah Ilmu Allah yang dapat dipahami esensi maknanya, guna dijadikan Nur atau cahaya terang, yang memungkinkan manusia mengenal mana haq dan mana bathil. (QS 3:7, 12:2, 13:3).

Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaithon yang terkutuk. Sesungguhnya syaithon itu tidak mempunyai kemampuan (untuk menyesatkan) orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang menggantungkan keselamatan dirinya kepada pelindung mereka. (QS 16:98-99).

Yang dimaksud membaca Al-Qur’an disini, bukan hanya membunyikan huruf dengan lisan, tetapi memahami makna dari ayat-ayat Al-Qur’an yang disampaikan oleh pimpinan, sebagai berita yang bernilai ilmu, maupun ayat yang mengandung perintah instruksional. Adapaun bentuk perlindungan itu, adalah tidak mencampur pengertian Al-Qur’an dengan pendapat atau tafsir syaithon, yaitu orang-orang yang tidak sudi melihat Hukum Allah tegak di muka bumi. Pahamilah suatu ayat dengan penjelasan Allah pada ayat-ayat lainnya (ayatin bayinatin).

1. Al-Huda
Al-Huda artinya petunjuk jalan yang benar (Shirothol mustaqim).
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang goib, mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang telah Kami karuniakan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada apa yang telah diturunkan (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad), dan apa yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya akhirat." (QS 2:2-4).

2. Al-Bayinah
Al-Bayinah, artinya kitab yang konkrit, bukan fiktif atau dongeng.
"Dan Kami tidak mengajankan syair kepadanya (Muhammad) dan tidaklah pantas baginya, Al-Qur’an tidak lain hanyalah pelajaran dan bacaan yang terang, supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang yang hidup (qolbunya), dan supaya memastikan hukuman atas orang-orang kafir." (QS 36:69-70).

3. Al-Furqon
Al-Furqon yaitu pembeda atau sarana untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil.
"Dia menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya, membenarkan kitab yang diturunkan sebelumnya, dan menurunkan Taurat dan Injil sebelumnya. (Al-Qur’an) menjadi petunjuk untuk manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqon (Pembeda antara yang benar dan yang salah). Sesungguhnya orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, bagi mereka azab yang berat. Dan Allah Maha Perkasa, lagi mempunyai pembalasan (siksa)." (Q.S 3:3-4).

4. Al-Kitab
Al-Kitab yaitu ketetapan atau undang-undang Allah.
"(Allah) Pencipta langit dan bumi, dan apabila Dia telah menetapkan suatu urusan, maka Dia hanya mengatakan kepadanya, “Jadilah”, lalu jadilah ia." (QS 2:117).

5. Al-Dzikru
Al-Dzikru artinya ajaran yang membuat manusia jadi sadar tentang esensi hidup dan kehidupan.
"Mereka berdo’a: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau sesatkan hati kami sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan berilah kami rahmat di sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia)." (QS 3:8).

6. Al-Mauidhoh
Al-Mauizhoh yaitu ajaran ke arah yang baik, atau nasehat.
"Hai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rosul dan kepada pemangku kekuasaan di antaramu. Maka jika kamu berselisih dalam sesuatu (urusan), kembalikanlah ia kepada (Kitab) Allah, dan (sunnah) Rosul, jika kamu benar-benar beriman terhadap Allah dan hari kemudian. Itulah yang lebih baik dan lebih bagus kesudahannya." (QS 4:59).

7. Al-Syifa
Al-Syifa yaitu obat bagi qolbu atau syirik. Pengertian qolbu tidak sama dengan hati. Qolbu terdiri dari fuad (otak besar), naf (hormon hyphotalamus) yang letaknya dekat tulang baji, dan shudur (otak kecil). Ketiganya dilindungi oleh tulang tengkorak, yang merupakan suatu sistim sehingga kita menjadi mengerti dan sadar. Sedangkan hati terdapat pada rongga perut bagian kanan bawah, yang gunanya pengatur suhu tubuh, penawar racun, dan penghasil empedu. Apabila qolbu kita kotor (najis) harus disighoh, dicuci biar menjadi bersih.

"Hai sekalian manusia, sungguh telah datang kepada kamu pengajaran dari Tuhanmu (Al-Qur’an), penyembuh penyakit-penyakit dalam dada / shuduur / qolbu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS 10:57).

8. Al-Hakim
Al-Hakim ialah yang menentukan haq-bathil, benar-salah, nar-jannah, dan lain sebagainya.
"Dan katakanlah: "Kebenaran itu dari Tuhanmu," maka barang siapa yang menghendaki (iman) hendaklah dia beriman, dan barang siapa yang menghendaki (kafir) maka hendaklah dia kafir. Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang-orang dzalim." (QS 18:29).

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang membaikkan amalnya." (QS 18:30)

"Mereka itulah baginya surga Adn, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, padanya mereka dihiasi gelang-gelang dari emas, dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, mereka duduk bersandar di atas sofa, itulah senikmat-nikmat pahala, dan sebaik-baik tempat." (QS 18:3)

9. Al-Hikmah
Al-Hikmah yaitu kebijaksanaan, kecerdasan spiritual.
"Dan sesungguhnya Al-Qur’an dalam induk Kitab di sisi kami, adalah tinggi dan penuh hikmah." (QS 43:4).

"Dan Dia yang menciptakan semuanya berpasang-pasangan, dan Dia yang menjadikan untuk kamu bahtera dan binatang-binatang ternak yang kamu kendarai." (QS 43:12)

"Supaya kamu dapat duduk tenang di atas punggungnya, kemudian kamu ingat karunia Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya, dan supaya kamu mengucapkan "Maha suci (Allah, yang telah menundukkan semua ini untuk kami, sedang kami tidak menguasainya)." (QS 43:13)

0 komentar: