Pages

About Me

Foto Saya
Ahmad Fauzi
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Bisa dilihat di http://muso9.com/akudw
Lihat profil lengkapku

Proses Keimanan Menurut Al-Qur'an (1)

Oleh : Abi Mursalat
Mukadimah
"Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka) atau kedatangan (siksa) Tuhanmu atau kedatangan beberapa ayat Tuhanmu. Pada hari datangnya ayat dari Tuhanmu, tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang kepada dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya Kamipun menunggu (pula)." (QS Al An'aam, 6:158)

Dasar
"Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman." (QS Al-Hadiid, 57:8)

"Dialah yang menurunkan kepada hambaNya ayat-ayat yang terang (Al-Qur'an), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu." (QS Al-Hadiid, 57:9)

"(Al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS Ali 'Imran, 3:138)


"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS Al-Baqarah, 2:185)

"Dan apabila orang-orang yang beriman datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun alaikum." Tuhanmu telah menetapkan atas diriNya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al-An'aam, 6:54)


Untuk menjadi orang yang beriman tidak hanya sekedar perilaku dalam bentuk ucapan dan pengakuan saja, tetapi harus berpedoman kepada firman Tuhan. Inilah gambaran Golongan munafik:

"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman." (QS Al-Baqarah, 2:8)

"Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar." (QS Al-Baqarah, 2:9)


"Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: "Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu, sebenarnya Allah, Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar." (QS Al-Hujuraat, 49:17)

Oleh karena itu bagi manusia yang berpengetahuan atau berakal, tentunya segala sesuatunya termasuk keimanan harus berdasarkan petunjuk atau firman dari Tuhan.

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (QS Yusuf, 12:111)

Menjadi orang yang beriman bukanlah hal yang naif, karena beriman atau tidak beriman merupakan sebuah pilihan yang harus diambil. Dan setiap keputusan yang diambil ada akibatnya di hari akhir nanti.

"Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang dzalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (QS Al-Kahfi, 18:29)

Allah memberikan prototype manusia yang berakal memilih beriman dan beramal shaleh. Yakni Nabi Muhammad Saw. Walau pun banyak sekali cobaan, ujian, godaan berupa harta, tahta dan wanita, bahkan harus berperang, beliau tetap mempertahankan imannya kepada Allah Swt.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS Al-Ahzab, 33:21) 

Demikianlah Allah telah membuat ketetapan tentang keimanan melalui suatu proses, tahapan-tahapan, dan contoh riil penerapan mau pun konsekwensi bagi orang yang beriman. Dasar iman (kepercayaan) itu memang datangnya dari Tuhan, tetapi untuk mendapatkannya kita harus berusaha dengan benar. Mengikuti segala petunjukNya, dan mempertahankannya sekuat tenaga, baik dengan akal, harta mau pun jiwa.
(bersambung)

0 komentar: