Nabi Yusuf As. Mengatasi Krisis Pangan

Oleh: Abi Mursalat

"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS 16:11). "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu." (QS 2:168)

Bung Karno pernah mengungkap suatu istilah: Jas Merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Ungkapan itu rasanya sampai sekarang pun tetap relevan. Di dalam juga Al-Qur'an banyak dituliskan sejarah peradaban manusia, perjuangan dalam mencari kebenaran, pertentangan antara yang hak dan bathil, dsb. Maksudnya adalah agar bisa diambil hikmahnya, sebagai pedoman hidup, dan kita terhindar dari kesalahan yang pernah dilakukan bangsa-bangsa terdahulu.
"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (QS 12:111)

Salah satu kebutuhan fisik yang pokok bagi makhluk hidup adalah makanan. Allah yang maha pengasih dan penyayang dengan kuasaNya telah menyediakan berbagai jenis bahan makanan bagi mahluqNya tanpa terkecuali. Baik makhluq rendah ber sel satu sampai yang paling kompleks seperti manusia.
"Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan." (QS 50:9-11)
"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS 16:11).


Sebagai wujud rasa terima kasih bagi orang-orang yang beriman, ia harus mengeluarkan zakat bila menerima suatu nikmat. Misalnya pegawai yang baru gajian, atau petani waktu panen, perlu disedekahkan sebagian hasilnya kepada fakir miskin. Sewajarnya saja, tidak perlu berlebihan, dan jangan ditunda-tunda.
"Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan." (QS 6:141).

Krisis Pangan
Banyak dikisahkan bagaimana maju mundurnya peradaban suatu bangsa berkaitan erat dengan bagaimana negeri itu bisa menyediakan makanan yang cukup bagi penduduknya. Misalnya dalam kisah Nabi Yusuf As, tatkala diangkat menjadi Bendaharawan Negeri Mesir, sebelum terjadi krisis ekonomi dunia yang panjang. Resesi dunia itu disebabkan adanya kemarau yang sangat panjang, sehingga di mana-mana terjadi kekeringan, pertanian pun gagal panen dan hewan ternak banyak yang mati. Tampillah nabi Yusuf As, dengan izin Allah, untuk mengatasi krisis itu.

Kisahnya bermula dari mimpi raja Mesir yang bernama Fir’aun (Ramses II) yang sangat aneh dan menakutkannya. Maka dikumpulkanlah para menteri dan penasehat kerajaan, untuk menjelaskan apa arti mimpinya.
"Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): "Sesungguhnya aku bermimpi melihat 7 ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh 7 ekor sapi betina yang kurus-kurus, dan 7 bulir (gandum) yang hijau dan 7 bulir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, terangkanlah kepadaku tentang ta'bir mimpiku itu jika kamu dapat mena'birkan mimpi." (QS 12:43).
Karena para penasehat raja tak ada yang bisa menjabarkan apa maknanya, mimpi itu pun ditanyakan kepada nabi Yusuf As oleh pelayan kerajaan. Waktu itu nabi Yusuf As masih berada di tahanan karena terkena fitnah yang sangat keji.

Nabi Yusuf As adalah putera ke 7 dari 12 putera Nabi Ya'qub dari negeri Kanaan. Ia berparas tampan dan tubuhnya tegap, yang menjadi idaman setiap wanita dan gadis remaja. Allah Swt juga memberi kurnia berupa ilmu yang dapat menafsirkan mimpi. Dengan ilmunya itulah ia menjelaskan makna mimpi sang raja.
"Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam 7 tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di bulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang 7 tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur." (QS 12:47-49).

Raja merasa puas dengan analisa Nabi Yusuf tentang masa depan negerinya yang menghadapi konjungtur naik dan turun dalam periode 7 tahunan. Raja terkesan, bahwa Yusuf adalah seorang yang pandai dan bijaksana. Ia juga mendengar bahwa Yusuf orang cakap, ramah, jujur dan sholeh, tentu akan sangat berguna jika ia menjadi penasehat kerajaan untuk menghadapi masa-masa sukar dan sulit saat terjadi krisis ekonomi.
Nabi Yusuf tidak menolak tawaran Raja Mesir itu. Ia menerimanya, asalkan diberi kekuasaan penuh dalam bidang keuangan dan pengelolaan bahan makanan. Karena menurut pertimbangannya, kedua bidang yang berkaitan antara satu sama lain itu merupakan kunci dari kesejahteraan rakyat dan stabilitas negara. Raja yang sudah percaya penuh langsung menyetujuinya, dan memutuskan untuk menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada Nabi Yusuf As.
"Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku." Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan nya, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami."
Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan."
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu.
Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa." (QS 12:54-57).

Nabi Yusuf menjalankan tugasnya sebagai "Menteri Ekonomi" dengan baik dan amanah, sehingga negeri Mesir selamat dalam menghadapi krisis. Pada 7 tahun pertama terjadi curah hujan yang tinggi. Maka irigasi diatur dengan teliti, sehingga tanah di penjuru negeri subur makmur, kabeh sarwo tukul. Hasil panen yang melimpah ruah disimpan dan dikelola dengan baik dalam gudang perbendaharaan negara. Dan rakyat pun diperintahkan untuk membuat lumbung penyimpan hasil panen mereka sendiri. Dengan adanya agregat saving di lumbung rakyat maupun negara, ekonomi Mesir mengalami surplus yang luar biasa. Sehingga datangnya masa 7 tahun berikut yang kering kerontang tak ada hujan, bangsa Mesir bisa selamat dari resesi dunia. Rakyat tidak kelaparan karena mempunyai persediaan makanan yang cukup. Bahkan penduduk negeri tetangga banyak yang minta bantuan atau membeli bahan makanan dari Mesir, karena mereka tidak pernah mengantisipasi datangnya masa krisis ekonomi yang panjang.

Keberhasilan itulah yang membuat Nabi Yusuf As dapat berkumpul lagi dengan ayahnya, Nabi Ya'qub As dan anggota keluarga lainnya dari negeri Kanaan. Mereka pergi ke Mesir untuk membeli bahan makanan.
"Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman." (QS 12:99).
"Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS 12:100).

Berkumpul dengan keluarga yang beriman merupakan kebahagiaan yang tak ternilai harganya, dengan penuh rasa syukur Nabi Yusuf As pun berdo'a: "Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan, dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh." (QS 12:101)

Kesimpulan
1. Sejarah merupakan cermin bagi kehidupan manusia, karena terdapat suatu hikmah, pelajaran berharga yang jelas bagi orang beriman yang mau berfikir. (Lihat QS 12:111 di atas). Dari cerita nabi Yusuf As ini, nabi Muhammad Saw juga mengambil pelajaran yang banyak, dan merupakan penghibur terhadap beliau dalam menjalankan tugasnya.
2. Orang yang beriman selalu diuji oleh Tuhan, untuk mengetahui apakah ia orang yang sabar atau pendusta. Nabi Yusuf As pun diuji dengan berbagai kesengsaraan, baik secara fisik maupun mental. Ia bahkan pernah dimasukkan ke penjara karena ada fitnah yang keji. "Apakah orang mengira akan dibiarkan cukup menyatakan kami beriman dan mereka tidak akan diuji? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, dan mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta." (QS 29:2-3)
3. Penderitaan yang nampaknya merupakan suatu musibah (bencana), boleh jadi merupakan ujian dari Tuhan. Dalam banyak hal bahkan merupakan rahmat dan barokah yang masih terselubung. Karena suatu musibah adalah awal dari kebahagiaan dan kesejahteraan bagi orang yang beriman. "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap." (QS 94:6-8).
4. Ilmu manajemen (perencanaan, organisasi, pelaksanaan dan pengawasan) yang sudah dijalankan sejak zaman nabi-nabi, ditambah dengan iman, jujur dan ikhlas dalam melaksanakan tugas, merupakan kunci sukses dalam bekerja. Dalam setiap usaha tentunya harus disertai dengan do'a. "Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh." (QS 61:4).
"Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS 9:41).
"Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendakiNya dari hamba-hambaNya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS 7:128).

0 komentar: